TIMES KEPAHIANG, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan komitmennya mendukung program digitalisasi pendidikan yang sedang digencarkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu langkah strategisnya adalah distribusi layar digital pintar ke 330.000 sekolah di seluruh Indonesia.
Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kemkomdigi, Wijaya Kusumawardhana, menjelaskan pemerintah tengah menyiapkan berbagai opsi untuk memastikan ketersediaan jaringan internet, termasuk di wilayah pelosok. Teknologi yang digunakan mencakup fiber optik, Base Transceiver Station (BTS), hingga satelit parabola.
“Kalau tidak bisa dengan fiberisasi, kita pakai BTS. Paling tidak kita juga menyediakan dengan satelit. Jadi semua opsi disiapkan agar sekolah-sekolah bisa terhubung,” ujar Wijaya di Jakarta, Sabtu.
Akses Digital untuk Pendidikan Merata
Menurut Wijaya, perluasan jaringan internet sejatinya sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Namun, dalam program distribusi layar digital pintar, konfigurasi teknis akan disesuaikan agar perangkat tersebut bisa dimanfaatkan optimal oleh sekolah.
Langkah ini juga melibatkan operator telekomunikasi. “Kita pasti akan melibatkan teman-teman dari operator untuk terlibat dalam program-program pemerintah,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemkomdigi Ismail menuturkan, tidak semua sekolah akan mendapat titik akses baru, karena sebagian besar lokasi penerima sudah memiliki jaringan. Namun jika diperlukan, Kemkomdigi menyiapkan strategi relokasi titik akses dari wilayah yang kini sudah mandiri.
“Kalau misalnya ada titik baru yang diperlukan, ada dua pendekatan. Pertama, relokasi dari daerah yang sudah bisa mandiri tanpa subsidi BAKTI. Dengan begitu, dukungan bisa dialihkan ke sekolah yang lebih membutuhkan,” kata Ismail.
Dukungan Lintas Kementerian
Program digitalisasi pendidikan ini juga melibatkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk perguruan tinggi, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk jenjang SMA ke bawah.
“Untuk SMA ke bawah, dukungannya lebih banyak, karena kampus sebagian besar sudah mandiri,” ujar Ismail.
Presiden Prabowo sebelumnya menekankan bahwa layar digital pintar ini bukan sekadar perangkat, melainkan jendela baru pembelajaran interaktif. Melalui teknologi tersebut, siswa bisa mengakses pelajaran dengan konten terbaik, termasuk animasi yang memudahkan pemahaman.
Dengan digitalisasi ini, pemerintah berharap kualitas pendidikan Indonesia bisa lebih merata, terutama bagi sekolah di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kemkomdigi Siapkan Jaringan Internet untuk Layar Pintar di 330.000 Sekolah
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |