TIMES KEPAHIANG, JAKARTA – Menteri Sosial RI (Mensos RI) Saifullah Yusuf mengingatkan wali asuh dan wali asrama Sekolah Rakyat mengenai bahaya perundungan, kekerasan fisik/seksual hingga intoleransi. Ia menegaskan, apapun alasannya hal itu tidak boleh terjadi di Sekolah Rakyat.
Mensos menegaskan hal itu saat memberikan pembekalan wali asuh dan wali asrama siswa Program Sekolah Rakyat Batch II 2025 secara hybrid pada enam provinsi se-Indonesia, melalui tatap muka di Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (23/9/25025).
“Bayangkan kalau kita menjadi mereka, seperti apa perasaan mereka yang berlatar belakang dari keluarga ekonomi lemah,” ujar Mensos yang akrab disapa Gus Ipul.
Jika para wali asuh dan wali asrama tidak bisa menjauhi tiga hal itu, Mensos meminta mereka mengundurkan diri dari Program Sekolah Rakyat karena masih banyak anak-anak bangsa yang siap mengabdi dengan tujuan mulia.
“Saya ingatkan ya, empati sangat dibutuhkan. Jika ada wali yang tidak sanggup menjauhi perundungan, kekerasan, dan intoleransi, lebih baik mengundurkan diri, karena cepat atau lambat pasti ketahuan,” ujar Mensos.
Sebagai bentuk komitmen, Mensos meminta para wali asuh dan wali asrama yang hadir tatap muka di BBPPKS Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengangkat tangan kanan dan mengucapkan ikrar bersama untuk menjauhi perundungan, kekerasan dan intoleransi.
Sedangkan lima provinsi lain, yakni Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Papua, mengikuti secara virtual.
Kepada para siswa, Mensos berpesan untuk menyayangi orang tua dan menghormati guru. “Jadi, anak-anak Sekolah Rakyat harus menyayangi orang tua apapun profesinya, dan menghormati guru,” tutur Mensos.
Kemensos memberikan materi mencakup pola asuh sesuai jenjang pendidikan, SOP penanganan kedaruratan, hingga standar pengelolaan asrama.
Kegiatan ini dirancang agar para wali mampu memberikan pengasuhan yang penuh kasih sayang, disiplin dan keteladanan, sekaligus menjadi penguat karakter bagi para siswa.
“Kepada para wali siswa, jadikan pelatihan ini sebagai ladang pengabdian. Kita ingin anak-anak di Sekolah Rakyat tumbuh menjadi generasi tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan. Wali asuh dan wali asrama adalah kunci dalam perjalanan Sekolah Rakyat,” ujar Gus Ipul. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mensos RI Haramkan Perundungan, Kekerasan dan Intoleransi di Sekolah Rakyat
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |